Ankara: International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan Turki harus berkomitmen penuh pada kebijakan ekonomi yang sehat untuk meningkatkan stabilitas dan mengurangi ketidakseimbangan di tengah volatilitas pasar. Hal itu penting dilakukan saat perselisihan antara Washington dan Ankara masih terus berlangsung.
Adapun IMF mengatakan tidak ada indikasi bahwa Pemerintah Turki sedang mempertimbangkan meminta bantuan keuangan dari Dana Moneter Internasional yang berbasis di Washington untuk membantu penyelesaian krisis mata uang tersebut. Sejauh ini, Juru Bicara IMF mengatakan, IMF sedang memantau situasi dengan seksama.
Mengingat gejolak pasar baru-baru ini maka pemerintahan baru akan perlu menunjukkan komitmen untuk kebijakan ekonomi yang sehat guna mempromosikan stabilitas makroekonomi dan mengurangi ketidakseimbangan. Hal itu penting agar investor merasa aman dan nyaman menanamkan investasinya di Turki.
"Tentunya sambil memastikan kemandirian operasional penuh kepada bank sentral untuk mengejar mandatnya mengamankan stabilitas harga," kata IMF, seperti dilansir dari CNBC, Jumat, 17 Agustus 2018.
Lira telah kehilangan hampir 40 persen terhadap USD pada tahun ini, didorong oleh kekhawatiran kendali Presiden Tayyip Erdogan atas ekonomi dan seruan berulang untuk suku bunga yang lebih rendah meskipun inflasi berada di level yang tinggi. Pukulan terbaru dipicu oleh sanksi yang dikenakan pada Turki oleh administrasi Trump atas penahanan Pastor Andrew Brunson.
Pelemahan lira Turki telah berkibar di pasar global. Sebelumnya pada Rabu, Qatar menjanjikan investasi USD15 miliar kepada Turki, yang akan disalurkan ke bank dan pasar keuangan, lapor sumber Pemerintah Turki. Adapun Erdogan mengatakan Turki adalah target perang ekonomi dan telah mengulangi seruan bagi rakyat Turki untuk menjual USD mereka.
"Kami tidak menerima indikasi dari pihak berwenang Turki bahwa mereka sedang mempertimbangkan permintaan untuk bantuan keuangan," pungkas IMF.
(ABD)
No comments:
Post a Comment