Kolombo: Nilai mata uang rupee Sri Lanka jatuh ke level terendah baru yakni 161,60 per dolar Amerika Serikat (USD) pada Senin waktu setempat (Selasa WIB), karena permintaan importir atas USD lebih tinggi. Sementara itu, eksportir menunggu pembalikan dalam tren depresiasi untuk mengkonversi mata uang AS.
Mengutip Antara, Selasa, 4 September 2018, mata uang lokal jatuh melampaui rekor sebelumnya di USD161,55 per yang tercapai di sesi sebelumnya.
"Ada permintaan USD oleh importir dan USD juga telah mengalami pelarian hari ini. Tekanan depresiasi tetap karena eksportir sedang menunggu untuk melihat posisi terbawah dalam penurunan rupee," kata dealer, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Dealer mengatakan tidak ada banyak arus masuk, sementara bank asing membeli USD untuk memfasilitasi beberapa aliran keluar terkait ekuitas. Rupee, yang telah kehilangan 5,3 persen tahun ini, pada Jumat ditutup di 161,40/50 per dolar AS.
Sementara itu, USD terkonsolidasi dekat dengan tingkat tertinggi satu pekan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu karena ketegangan seputar perdagangan global dan aksi jual berkelanjutan di negara-negara berkembang memicu permintaan greenback.
Adapun Presiden AS Donald Trump mengaku tidak perlu mempertahankan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. "Ketegangan perdagangan secara luas mendukung USD tetapi pasar sangat tidak kondusif terhadap risiko," kata Analis Valas ING Viraj Patel, di London.
Status mata uang AS sebagai mata uang cadangan utama menjadikannya penerima manfaat terbesar dari kekhawatiran atas konflik perdagangan. Para pedagang telah membeli USD dibandingkan dengan pound Inggris dan dolar Kanada di antara mata uang lainnya.
(ABD)
No comments:
Post a Comment